ANNYEONGHASEYO
Minggu, 16 November 2014
Review tentang website psikologi
Seluruh pelosok dunia sudah sangat mengenal dan mengetahui adanya kemajuan teknologi saat ini. Sama seperti pembahasan sebelumnya yang membahas kemajuan teknologi, pembahasan kali ini pun akan menyampaikan pentingnya manfaat dan kegunaan teknologi bagi kehidupan manusia. Seperti teknologi gadget yang makin bervariasi sehingga memudahkan para penggunanya untuk mengerjakan tugas, pekerjaan kantor, memperluas jaringan sosial media, mendownload aplikasi-aplikasi yang diinginkan, dll. Kemajuan teknologi juga tidak pernah lepas dari Internet. Dan kemajuan teknologi internet saat ini tidak main-main. Dapat terlihat dengan banyaknya orang-orang yang mendapatkan penghasilan dari internet seperti menjual baju, tas, sepatu, dll via online. Kemajuan teknologi saat ini juga sangat menguntungkan para psikolog baik dari segi materi maupun keuntungan dari segi pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya website resmi psikologi yang membuka layanan psikologi baik e-counseling, psikotes online. Seperti, unit pelayanan psikologi yang diebentuk oleh fakultas psikologi Universitas Airlangga. Website tersebut memiliki visi untuk memberikan jasa layanan psikologi secara professional berbasis kode etik psikologi dan moral agama. Kedua, unit pelayanan psikologi ini memiliki misi untuk menyelenggarakan layanan psikologi secara professional. Ketiga, memiliki sarana dan prasanan yaitu ruang tunggu (dilengkapi dengan ruang konseling yang nyaman, ruang tes yang nyaman, alat tes yang memiliki validitas dan reliabilitas teruji, dll) dalam bentuk fisik dan bentuk non fisik seperti pelayanan yang ramah dari staff, juga para psikolog yang handal. Bentuk-bentuk layanan yang disediakan oleh unit layanan psikologi ini ada assesmen dan psikotes, konseling dan psikoterapi. Layanan konseling dan psikoterapi dilakukan terhadap individu yang memiliki permasalahan keluarga, permasalahan pribadi, permasalahan pendidikan, dan permasalahan perkembangan fisik, sosial maupun psikis yang dilakukan oleh psikolog handal. Pada laman website ini tidak hanya terdapat informasi mengenai layanan psikologi saja, melainkan informasi-informasi lainnya seperti informasi tentang fakultas yang bersangkutan, perkuliahan didalam Universitas yang bersangkutan, International courses, pendidikan lanjutan, unit terapan, cyber campus, pendaftaran dan kontak mengenai layanan yang disediakan. Dilihat dari beberapa hal yang sudah disebutkan diatas, manfaat atau keuntungan yang didapat dari website ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan mengenai website psikologi, layanan psikologi, juga informasi mengenai permasalahan apa saja yang bisa diatasi, dan sangat memudahkan para klien mendapatkan kontak langsung dengan unit layanan psikologi UNAIR. Selain manfaat dan keuntungan, ada kekurangan dari website psikologi ini seperti adanya kemungkinan kebocoran rahasia klien mengingat forum ini berbasis forum online, kurangnya tambahan informasi verbal (misalnya masalah biaya layanan psikologi, kebanyakan orang enggan menggunakan layanan psikologi karena membutuhkan biaya yang cukup tinggi, dan kebutuhan informasi lainnya). Dan karena unit layanan psikologi ini berasal dari UNAIR, maka keuntungan dan manfaat diadakannya unit layanan psikologi ini lebih dapat dirasakan oleh orang-orang yang domisilinya tidak jauh dari lingkungan Universitas, dan agak kurang efektif untuk yang berdomisili jauh dari UNAIR. Meskipun layanan ini berbasis online, tetapi layanan ini juga menyediakan tempat untuk konsultasi, dan melakukan psikotes tatap muka langsung.
Sumber : www.psikologi.unair.ac.id/unit-terapan-psikologi/upp-unit-pelayanan-psikologi
Jumat, 24 Oktober 2014
Manfaat dan Kekurangan Teknologi Internet Bagi Psikolog
Di zaman yang semakin modern dan mengalami banyak kemajuan ini, segala sesuatunya mengalami perubahan. Contohnya seperti kemajuan teknologi saat ini. Tidak ada yang dapat memungkiri bahwa kemajuan teknologi saat ini sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan manusia. Seperti teknologi gadget yang makin bervariasi sehingga memudahkan para penggunanya untuk mengerjakan tugas, pekerjaan kantor, memperluas jaringan sosial media, mendownload aplikasi-aplikasi yang diinginkan, dll. Kemajuan teknologi juga tidak pernah lepas dari Internet. Dan kemajuan teknologi internet saat ini tidak main-main. Dapat terlihat dengan banyaknya orang-orang yang mendapatkan penghasilan dari internet seperti menjual baju, tas, sepatu, dll via online. Kemajuan zaman membuat tekanan hidup semakin tinggi sehingga tingkat degradasi mental semakin meningkat. Tak heran dewasa ini peran psikolog sangat dibutuhkan sebagai jasa konsultasi atau melakukan terapi. Tidak semua orang memiliki keberanian untuk mendatangi kantor konsultasi dengan alasan malu atau takut orang lain akan salah paham akan keadaan diri orang tersebut. Maka dari itu psikolog memutar otak dan akhirnya menemukan ide untuk membuka jasa konsultasi via internet atau biasa yang disebut virtual consulting. Di dalam virtual consulting terdapat 2 layanan unggulan yaitu: konseling online dan psikotest online. Selain konsultasi online, ada juga psikolog yang menjadikan internet sebagai media untuk melakukan terapi psikologis untuk depresi via internet. Sejak tahun 2010, sekelompok peneliti dari Eropa di bidang psikologi klinis bahkan sudah menemukan bahwa perilaku mencari pertolongan melalui internet dan melalui website terapi psikologis memiliki efektivitas yang setara dengan pertemuan tatap muka dengan psikolog. Contoh terapi psikologis untuk depresi via website berbahasa inggris dapat dilihat pada; www.moodgym.anu.edu.au . Dari 2 topik di atas dapat terlihat manfaat untuk psikolog. Pertama, psikolog dapat dengan mudah melakukan promosi mengenai jasa apa yang akan ia salurkan kepada khalayak banyak melalui internet, media sosial, dll dibandingkan melaui mulut ke mulut atau dengan brosur saja. Kedua, untuk para psikolog yang masih kesulitan untuk menemukan tempat atau kantor yang sesuai untuk membuka layanan jasa konsultasi, dapat memilih internet untuk mata pencaharian mereka sebagai psikolog tanpa harus pusing mencari lokasi untuk melakukan konsultasi. Ketiga, psikolog tidak perlu mengeluarkan biaya banyak untuk membangun kantor atau menyewa tempat untuk layanan konsultasi. Keempat, untuk psikolog yang melakukan terapi via internet akan menemukan banyak penderita depresi, karena kebanyakan orang akan lebih memilih mencari pertolongan melalui internet jika dibandingkan harus pergi ke tempat konsultasi atau rumah sakit jiwa. Begitu banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh psikolog dari internet. Namun, selain manfaat, kekurangan juga dapat dirasakan oleh psikolog, seperti: banyaknya informasi mengenai psikologi yang disertai indikasi-indikasi mengenai keadaan seseorang yang beredar luas di internet tanpa adanya bimbingan dan panduan dari psikolog atau orang-orang ahli dalam bidang psikologi sehingga banyak orang yang salah menginterpretasikan masalah atau gangguan klinis. Kedua, banyak oknum-oknum yang mengatasnamakan diri mereka sebagai psikolog untuk mendapatkan keuntungan materi meskipun mereka hanya berbasis pengetahuan singkat dari internet, kemudian membuka layanan konsultasi karena pada layanan konsultasi via internet psikolog tidak mencantumkan surat izin praktek, sehingga orang-orang akan sulit untuk mengetahui identitas psikolog asli atau yang bukan. Ketiga, layanan konsultasi dan terapi psikologis via internet juga memiliki resiko yang tinggi untuk para psikolog. Mengapa? Karena, cara penyampaian konsultasi dan terapi melalui internet akan mendapatkan respon yang berbeda dari orang-orang yang melakukan konsultasi dan terapi psikologis dibanding dengan melakukan konsultasi dan terapi tatap muka langsung.
SUMBER: http://ruangpsikologi.com/kesehatan/internet-kini-dan-nanti-pertolongan-pertama-saat-depresi/ www.curhatkita.blogspot.com/2010/04/pilihan-media-curhat-online-di.html http://kumpulantipskesehatan9.blogspot.com/2011/04/konseling-melalui-internet-konsultasi.html
Sabtu, 07 Juni 2014
Bentuk-bentuk Utama dalam Terapi
Ada tiga macam bentuk dalam terapi, yaitu:
Terapi Supportive Terapi supportive atau pendukung adalah pengobatan yang di arahkan untuk menjaga integritas fisiologis aatau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitif dapat dilaksanakan, atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut.
Bentuk-bentuknya:
ventilasi suatu bentuk psikoterapi yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang. Sikap terapis: menjadi pendengar yang baik dan penuh pengertian. Topik pembicaraan: permasalahan yang menjadi stress utama persuasi.
Persuasi Suatu bentuk psikoterapi supportive yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapi. Sikap terapis: 1. Terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta membebaskannya dari impuls yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai dengan hati nurani. 2. Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal dan sesuai dengan hati nurani. Topik pembicaraan: ide dan kebiasaan pasien yang mengarah pada terjadinya gejala.
Reassurance Suatu bentuk psikoterapi supportif yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya. Sikap terapis: meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai pasien. Topik pembicaraan: pengalaman pasien yang berhasil nyata.
Sugestif Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang. Sikap terapis: meyakinkan dengan tegas bahwa gejala pasien pasti hilang Topik pembicaraan: gejala-gejala bukan karena kerusakan organic/fisik dan timbulnya gejala-gejala tersebut tidak logis.
Bimbingan Suatu bentuk psikoterapi suportif yang member nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian Topik pembicaraan: cara hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, daan cara bekerja serta belajar yang baik.
Penyuluhan Penyuluhan atau konseling adalah psikoterpi suportif yang membentu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri. Sikap terapis: menyampaikan secara halus dan penuh kearifan Topik pembicaraan: masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan pribadi.
Terapi Reeducative Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri.
Terapi Reconstructive Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya di alam sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas daripada struktur kepribaddian dan peluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru. Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara lain: Psikoanalisa freud dan psikoanalisa non freud psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara: asosiasi bebas, analisis mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi kelompok analiitik. 1. Beberapa jenis psikoterapi suportif semua dokter kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif jenis katarsis, persuasi, sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan kembali memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta menggunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain: Terapi hubungan antar manusia Terapi sikap Terapi wawancara Analisa dan sintesa yang distributif Konseling terapetik Terai case work Reconditioning Terapi kelompok yang reduktif Terapi somatik
Sumber: http://www.slideshare.net/iebeiyan/45620167-psikoterapisuportif http://www.scribd.com/doc/27950595/psikoterapi-suportif
Senin, 05 Mei 2014
Tugas Psikoterapi 2
Konseling
Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered).
Dibanding dengan psikoterapi, konseling lebih berurusan dengan klien (konseli) yang mengalami masalah yang tidak terlalu berat sebagaimana halnya yang mengalami psikopatologi, skizofrenia, maupun kelainan kepra patologis. Konseling merupakan pertemuan antara konselor dengan kliennya yang memungkinkan terjadinya dialog dan bukannya pemberian terapi atau perawatan (treatment). Konseling juga mendorong terjadinya penyelesaian masalah oleh diri klien sendiri.ribadian.
Perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:
KONSELING UNTUK PSIKOTERAPI UNTUK
1. Klien 1. Pasien
2. Gangguan yang kurang serius 2. Gangguan yang serius
3. Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb 3. Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
4. Berhubungan dengan pencegahan 4. Berhubungan dengan penyembuhan
5. Lingkungan pendidikan dan non medis 5. Lingkungan medis
6. Berhubungan dengan kesadaran 6. Berhubungan dengan ketidaksadaran
7. Metode pendidikan 7. Metode penyembuhan
REFERENSI:
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
http://id.wikipedia.org/wiki/Konseling
Minggu, 30 Maret 2014
Pengertian Psikoterapi (Tugas Softskill 1)
Mungkin tidak semua orang awam mengenal dan mengetahui istilah Psikoterapi. Tetapi untuk mahasiswa dan mahasiswi psikologi sudah tak asing lagi dengan istilah Psikoterapi. Psikoterapi berasal dari dua kata yaitu “Psyche” yang artinya jiwa, pikiran, mental dan “Therapy” yang artinya penyembuhan, pengobatan, atau perawatan. Oleh karena itu psikoterapi juga disebut dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental atau terapi pikiran.
Ada juga beberapa ahli yang memberikan definisi mengenai psikoterapi seperti Proschaska & Norcross (2007) ”psikoterapi adalah proses yang digunakan professional dibidang kesehatan mental untuk membantu mengenali , mendefinisikan dan mengatasi kesulitan interpersonal dan psikologis yang dihadapi individu dan meningkatkan penyesuaian diri mereka.
Ada juga yang mendefinisikan bahwa psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa dengan cara psikologis. Istilah tersebut mencakup berbagai teknik yang kesemuanya dimaksudkan membantu individu yang emosinya terganggu untuk mengubah perilaku dan perasaannya, sehingga mereka dapat mengembangkan cara yang bermanfaat dalam menghadapi orang lain.
Sumber:
www.artikata.com
id.m.wikipedia.org
putriapril.wordpress.com
Kamis, 26 Desember 2013
MEMANAGE DIRI KETIKA SUKSES
Cara Memanage Diri Ketika Sukses
Ketika cita-cita saya menjadi bagian HRD di suatu perusahaan besar tercapai ada beberapa hal yang ingin saya manage sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup saya. Pertama, saya akan berusaha memperbaiki penampilan saya. Dimulai dari melakukan perawatan untuk wajah, kulit juga rambut. Lalu, cara berpakaian saya ketika kuliah akan saya rubah sesuai image HRD perusahaan. Kedua, saya akan mengatur keuangan sedetail mungkin meskipun untuk hal sekecil apapun. Misalnya, ketika hari gajian tiba, saya akan membuat catatan yang berisikan pengeluaran-pengeluaran apa saja yang kira-kira akan membutuhkan biaya, agar saya dapat memperkirakan dan menyiapkan biaya yang dibutuhkan. Cara tersebut juga dapat membuat keuangan seseorang cukup stabil karena uang tidak terpakai percuma untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Ketiga, saya ingin mengatur pola hidup sehat. Pola hidup sehat yang saya inginkan adalah tidak harus melakukan diet, tetapi mengkonsumsi makanan-makanan yang memiliki gizi tinggi, memperbanyak makan sayur dan buah-buahan. Dan juga olahraga, saya ingin selain mengatur pola makan yang baik, saya ingin mengatur kesehatan tubuh dengan berolahraga agar tubuh lebih sehat, juga membuat badan terasa segar dan tidak lemas dalam melakukan pekkerjaan.
MOTIVASI
Definisi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.[2] Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Teori Abraham H. Maslow (Teori Humanistik)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu :
• Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah)
Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
• Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)
Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.
• Kebutuhan sosial (Social Needs)
Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
• Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs)
Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.
• Kebutuhan Akutualisasi Diri (Self Actualization)
Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga.
Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
Maslow menggambarkan manusia yang sudah mengaktualisasikan diri sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya dan melakukan apapun yang bisa mereka lakukan, dengan mengidentifikasikan 15 ciri orang yang telah mengaktualisasikan diri sebagai berikut:
1. Memiliki persepsi akurat tentang realitas.
2. Menikmati pengalaman baru.
3. Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak.
4. Memiliki standar moral yang jelas.
5. Memiliki selera humor.
6. Merasa bersaudara dengan semua manusia.
7. Memiliki hubungan pertemanan yang erat.
8. demokratis dalam menerima orang lain.
9. Membutuhkan privasi.
10. Bebas dari budaya dan lingkungan.
11. Kreatif.
12. Spontan.
13. Lebih berpusat pada permasalahan, bukan pada diri sendiri.
14. Mengakui sifat dasar manusia.
15. Tidak selalu ingin menyamakan diri dengan orang lain.
Agar menjadi orang yang sudah mencapai aktualisasi diri, tidak selalu dengan menampilakan semua cirri tersebut. Dan tidak hanya orang yang sudah mengaktualisasikan diri yang menampilakan cirri-ciri tersebut. Namun, orang-orang yang menurut Maslow adalah orang yang mengaktualisasikan diri umumnya lebih sering menampilkan cirri-ciri tersebut dibandingkan kebanyakan dari kita. Sebagian besar dari lima belas cirri tersebut sudah jelas dengan sendirinya, tetapi kita mungkin bertanya-tanya tentangt pengalaman puncak (experience peak). Maslow mendefinisikan pengalaman puncak sebagai saat-saat tatkala dunia tampak utuh dan orang itu merasa selaras dengannya. Pengalaman puncak selalu melekat dalam diri kita dan mengubah persepsi kita mengenai dunia agar menjadi lebih baik lagi.
Bagi sebagian orang, pengalaman puncak diasosiasikan dengan agama, tetapi bisa juga tercetus melalui seni, musik, dan momen-momen yang memerlukan pengambilan resiko. Maslow tidak menyamakan aktualisasi diri dengan kesempurnaan. Orang-orang yang bisa mengaktualisasikan diri pada dasarnya hanya memenuhi potensi dirinya sendiri. Dengan demikian, seseorang bisa saja menjadi tolol, boros, sombong dan tidak sopan sekaligus, tetapi masih tetap bisa mengaktualisasikan dirinya. Orang yang mampu mencapai aktualisasi diri hanya kurang dari satu persen, sebab tidak banyak dari kita yang bisa memenuhi semua kebutuhan yang lebih rendah dalam hierarki.
Teori Drive Reinforcement
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya., Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Secara umum , teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut : ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
1. Suatu keadaan yang mendorong
2. Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
3. Pencapaian tujuan yang memadai
4. Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku ke arah tujuan yang sesuai. Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut lingkaran korelasi.
Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Be berapa teori, termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir, atau instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986). Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang berbeda.
Teori Harapan
1. Teori Harapan
Teori ini diciptakan oleh David Nadler dan Edward Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai perilaku dalam organisasi, yaitu:
1. Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor faktor yang terdapat dalam diri orang dan faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.
2. Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasi dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkanoleh orang tersebut.
3. Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda.
4. Orang memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan memperoleh hasil dari sebuah perilaku.
Atas dasar asumsi tersebut, Nadler dan Lawler menyusun model harapan yang terdiri dari 3 komponen, yaitu :
1. NILAI (Valence)
Setiap bentuk insentif punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar atau kecil bagi seseorang.
Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat kecemburuan social terhadap karyawan lain. plakat hanya berupa sebuah pajangan yang mempunyai nilai kecil hanya untuk kepuasaan pribadi tidak bias dikomersilkan.
2. INSTRUMENTALITAS
Adanya hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki. Jadi jika pekerjaan dilihat bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan timbullah motivasi kerja.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup menjanjikan.
3. PENGHARAPAN
Persepsi tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja.
Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.
Harapan kinerja-hasil. Orang mengharapkan sesuatu dari perilakunya. Harapan ini Hasil dari sebuah perilaku mempunyai kekuatan untuk menggerakkan motivasi. Dampak daya motivasi untuk setiap orang tidak sama. Harapan upaya-kinerja. Antisipasi tentang sulitnya mencapai suatu hasil mempengaruhi orang untuk memilih alternatif perilaku.
Teori Harapan menurut Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
http://dinikdini.blogspot.com/2013/11/teori-motivasi.html
Langganan:
Postingan (Atom)