Kamis, 26 Desember 2013

MEMANAGE DIRI KETIKA SUKSES

Cara Memanage Diri Ketika Sukses Ketika cita-cita saya menjadi bagian HRD di suatu perusahaan besar tercapai ada beberapa hal yang ingin saya manage sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup saya. Pertama, saya akan berusaha memperbaiki penampilan saya. Dimulai dari melakukan perawatan untuk wajah, kulit juga rambut. Lalu, cara berpakaian saya ketika kuliah akan saya rubah sesuai image HRD perusahaan. Kedua, saya akan mengatur keuangan sedetail mungkin meskipun untuk hal sekecil apapun. Misalnya, ketika hari gajian tiba, saya akan membuat catatan yang berisikan pengeluaran-pengeluaran apa saja yang kira-kira akan membutuhkan biaya, agar saya dapat memperkirakan dan menyiapkan biaya yang dibutuhkan. Cara tersebut juga dapat membuat keuangan seseorang cukup stabil karena uang tidak terpakai percuma untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Ketiga, saya ingin mengatur pola hidup sehat. Pola hidup sehat yang saya inginkan adalah tidak harus melakukan diet, tetapi mengkonsumsi makanan-makanan yang memiliki gizi tinggi, memperbanyak makan sayur dan buah-buahan. Dan juga olahraga, saya ingin selain mengatur pola makan yang baik, saya ingin mengatur kesehatan tubuh dengan berolahraga agar tubuh lebih sehat, juga membuat badan terasa segar dan tidak lemas dalam melakukan pekkerjaan.

MOTIVASI

Definisi Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.[2] Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya. Teori Abraham H. Maslow (Teori Humanistik) Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu : • Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah) Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi. • Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya. • Kebutuhan sosial (Social Needs) Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi. • Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs) Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya. • Kebutuhan Akutualisasi Diri (Self Actualization) Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi. Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi. Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual. Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya. Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa : a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang; b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu. Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif. Maslow menggambarkan manusia yang sudah mengaktualisasikan diri sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya dan melakukan apapun yang bisa mereka lakukan, dengan mengidentifikasikan 15 ciri orang yang telah mengaktualisasikan diri sebagai berikut: 1. Memiliki persepsi akurat tentang realitas. 2. Menikmati pengalaman baru. 3. Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak. 4. Memiliki standar moral yang jelas. 5. Memiliki selera humor. 6. Merasa bersaudara dengan semua manusia. 7. Memiliki hubungan pertemanan yang erat. 8. demokratis dalam menerima orang lain. 9. Membutuhkan privasi. 10. Bebas dari budaya dan lingkungan. 11. Kreatif. 12. Spontan. 13. Lebih berpusat pada permasalahan, bukan pada diri sendiri. 14. Mengakui sifat dasar manusia. 15. Tidak selalu ingin menyamakan diri dengan orang lain. Agar menjadi orang yang sudah mencapai aktualisasi diri, tidak selalu dengan menampilakan semua cirri tersebut. Dan tidak hanya orang yang sudah mengaktualisasikan diri yang menampilakan cirri-ciri tersebut. Namun, orang-orang yang menurut Maslow adalah orang yang mengaktualisasikan diri umumnya lebih sering menampilkan cirri-ciri tersebut dibandingkan kebanyakan dari kita. Sebagian besar dari lima belas cirri tersebut sudah jelas dengan sendirinya, tetapi kita mungkin bertanya-tanya tentangt pengalaman puncak (experience peak). Maslow mendefinisikan pengalaman puncak sebagai saat-saat tatkala dunia tampak utuh dan orang itu merasa selaras dengannya. Pengalaman puncak selalu melekat dalam diri kita dan mengubah persepsi kita mengenai dunia agar menjadi lebih baik lagi. Bagi sebagian orang, pengalaman puncak diasosiasikan dengan agama, tetapi bisa juga tercetus melalui seni, musik, dan momen-momen yang memerlukan pengambilan resiko. Maslow tidak menyamakan aktualisasi diri dengan kesempurnaan. Orang-orang yang bisa mengaktualisasikan diri pada dasarnya hanya memenuhi potensi dirinya sendiri. Dengan demikian, seseorang bisa saja menjadi tolol, boros, sombong dan tidak sopan sekaligus, tetapi masih tetap bisa mengaktualisasikan dirinya. Orang yang mampu mencapai aktualisasi diri hanya kurang dari satu persen, sebab tidak banyak dari kita yang bisa memenuhi semua kebutuhan yang lebih rendah dalam hierarki. Teori Drive Reinforcement Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya., Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Secara umum , teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut : ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari: 1. Suatu keadaan yang mendorong 2. Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong 3. Pencapaian tujuan yang memadai 4. Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku ke arah tujuan yang sesuai. Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut lingkaran korelasi. Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Be berapa teori, termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir, atau instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986). Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang berbeda. Teori Harapan 1. Teori Harapan Teori ini diciptakan oleh David Nadler dan Edward Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai perilaku dalam organisasi, yaitu: 1. Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor faktor yang terdapat dalam diri orang dan faktor-faktor yang terdapat di lingkungan. 2. Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasi dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkanoleh orang tersebut. 3. Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda. 4. Orang memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan memperoleh hasil dari sebuah perilaku. Atas dasar asumsi tersebut, Nadler dan Lawler menyusun model harapan yang terdiri dari 3 komponen, yaitu : 1. NILAI (Valence) Setiap bentuk insentif punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar atau kecil bagi seseorang. Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat kecemburuan social terhadap karyawan lain. plakat hanya berupa sebuah pajangan yang mempunyai nilai kecil hanya untuk kepuasaan pribadi tidak bias dikomersilkan. 2. INSTRUMENTALITAS Adanya hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki. Jadi jika pekerjaan dilihat bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan timbullah motivasi kerja. Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup menjanjikan. 3. PENGHARAPAN Persepsi tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja. Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur. Harapan kinerja-hasil. Orang mengharapkan sesuatu dari perilakunya. Harapan ini Hasil dari sebuah perilaku mempunyai kekuatan untuk menggerakkan motivasi. Dampak daya motivasi untuk setiap orang tidak sama. Harapan upaya-kinerja. Antisipasi tentang sulitnya mencapai suatu hasil mempengaruhi orang untuk memilih alternatif perilaku. Teori Harapan menurut Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi http://dinikdini.blogspot.com/2013/11/teori-motivasi.html

TEORI TEORI LEADERSHIP

Definisi Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.[1] Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.[2] Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.[2] Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.[3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. A. Teori X dan Y dari Mc Douglas 1. Teori X Teori X menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Individu yang berperilaku teori X mempunyai sifat : tak suka dan berusaha menghindari kerja, tak punya ambisi, tak suka tanggung jawab, tak suka memimpin, suka jadi pengikut, memikirkan diri tak memikirkan tujuan organisasi, tak suka perubahan, sering kurang cerdas. Contoh individu dengan teori X : pekerja bangunan. - Keuntungan Teori X : Karyawan bekerja untuk memaksimalkan kebutuhan pribadi. - Kelemahan Teori X : a. Karyawan malas, b. Berperasaan irrasional, c. Tidak mampu mengendalikan diri dan disiplin. 2. Teori Y Teori Y memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Individu yang berperilaku teori Y mempunyai sifat : suka bekerja, commit pada pekerjaan, suka mengambil tanggung jawab, suka memimpin, biasanya orang pintar. Contoh orang dengan teori Y : manajer yang berorientasi pada kinerja. - Keuntungan teori Y : a. Pekerja menunjukkan kemampuan pengaturan diri, b. Tanggung jawab, c. Inisiatif tinggi, d. Pekerja akan lebih memotivasi diri dari kebutuhan pekerjaan. - Kelemahan Teori Y : Apresiasi diri akan terhambat berkembang karena karyawan tidak selalu menuntut kepada perusahaan B. Teori Sistem 4 dari Kensis Linkert - Asumsi dasar Bila seseorang memperhatikan dan memelihara pekerjanya dengan baikmaka operasional organisasi akan membaik. Fungsi-fungsi manajemen berlangsung dalam empat system: 1. Sistem pertama : system yang penuh tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu diperintahkan dengan tangan besi dan tidak memerlukan umpan balik. 2. Sistem kedua : system yang lebih lunak dan otoriter dimana manajer lebih sensitive terhadap kebutuhan karyawan. 3. Sistem ketiga : system konsultatif dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan. 4. Sistem keempat : system partisipan dimana pekerja berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan. C. Model Leadership Continuum Teori ini merupakan hasil pemikiran dari Robert Tannenbaum dan Warren H.Schmidt. Tannenbaun dan Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994) berpendapat bahwa pimpinan mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis. Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negative, dimana sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Perilaku demokratis, perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan. Menurut teori kontinuun ada tujuh tingkatan hubungan pemimpin dengan bawahan: 1. Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (telling). 2. Pemimpin menjualkan dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling). 3. Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan. 4. Pemimpin memberiakn keputusan tentative dan keputusan masih dapat diubah. 5. Pemimpin memberikan problem dan meminta sarang pemecahannya kepada bawahan (consulting). 6. Pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok untuk membuat keputusan. 7. Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan (joining). Jadi, berdasarkan teori continuum, perilaku pemimpin pada dasarnya bertitik tolak dari dua pandangan dasar: 1. Berorientasi kepada pemimpin. 2. Berorientasi kepada bawahan. Sumber : http://Id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan http://nintiyas.blog.com/2009/10/23/teori-kepemimpinan-partisipatif/

KEKUASAAN

Definisi Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992). Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan). TEORI KEKUASAAN MENURUT FRENCH & RAVEN Adapun sumber kekuasaan menurut French & Raven ada 5 kategori yaitu; 1). Kekuasaan Paksaan (Coercive Power) => Kekuasaan imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat. Para manajer menggunakan kekuasaan jenis ini agar para pengikutnya patuh pada perintah karena takut pada konsekuensi tidak menyenangkan yang mungkin akan diterimanya. Jenis hukuman dapat berupa pembatalan pemberikan konsekwensi tindakan yang menyenangkan; misalnya pembatalan promosi, pembatalan bonus; maupun pelaksanaan hukuman seperti skors, PHK, potong gaji, teguran di muka umum, dan sebagainya. Meskipun hukuman mungkin mengakibatkan dampak sampingan yang tidak diharapkan, misalnya perasaan dendam, tetapi hukuman adalah bentuk kekuasaan paksaan yang masih digunakan untuk memperoleh kepatuhan atau memperbaiki prestasi yang tidak produktif dalam organisasi. 2). Kekuasaan Imbalan (Insentif Power) => kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa imbalan, baik imbalan ekstrinsik maupun imbalan intrinsik, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akan diterimanya, mereka akan tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaan imbalan ini amat erat sekali kaitannya dengan teknik memodifikasi perilaku dengan menggunakan imbalan sebagai faktor pengaruh. 3). Kekuasaan Sah (Legitimate Power) => kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasi, misalnya sesama manajer, mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat, mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak sah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan. 4). Kekuasaan Pakar (Expert Power) => Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisi yang didudukinya. Contohnya ; Pasien – pasien dirumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah uang dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakit 5). Kekuasaan Rujukan (Referent Power) => Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. Seseorang yang berkarisma ; misalnya seorang manajer ahli, penyanyi, politikus, olahragawan; dikagumi karena karakteristiknya. Pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada keyakinan – keyakinannya sendiri (factor atribusi), melainkan juga merasa bahwa ia mempunyai tujuan-tujuan luhur abadi yang supernatural (lebih jauh dari alam nyata). Para pengikutnya, di sisi lain, tidak hanya percaya dan menghargai sang pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan memujanya sebagai manusia atau pahlawan yang berkekuatan gaib atau tokoh spiritual (factor konsekuensi). Jadi, pemimpin kharismatik berfungsi sebagai katalisator dari psikodinamika yang terjadi dalam diri para pengikutnya seperti dalam proses proyeksi, represi, dan regresi yang pada gilirannya semakin dikuatkan dalam proses kebersamaan dalam kelompok. Dalam masa puncaknya, Bung Karno misalnya; diberi gelar paduka yang mulia, Panglima Besar ABRI, Presiden seumur hidup, petani agung, pramuka agung, dan berbagai gelar yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Sarwono, Sarlito W. 2005. Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan). Balai Pustaka, Jakarta. http://wikipedia.org/wiki/kekuasaan

MEMPENGARUHI PERILAKU

1.Definisi pengaruh pe.nga.ruh Daya yg ada atau timbul dr sesuatu (orang, benda) yg ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang: besar sekali -- orang tua thd watak anaknya 2. Kunci-Kunci Perubahan Perilaku Secara definisi, masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang salingberinteraksi dan memiliki komponen perubahan yang dapat mengikat satu individu dengan individu lain dengan perilakunya. Sedangkan perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari satu individu kepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adannya daya intelektual dan perbuatan. Oleh karena itu, kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat. Maka, persoalan kemiskinan bisa berubah jika terjadi perubahan perilaku di dalam masyarakat. Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak : - Courage: diperlukan keberanian,kebulatan,tekad dan keteguhan hati - High confidence : kekuatan penggerak hidup anda - Attitude: mental yang positif - New action: tindakan yang benar-benar konsisten - Goal: target atau tujuan yang benar-benar diinginkan - Excellence :menjadi yang terbaik 3. Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu: § Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data. § Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat kita berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan efek emosi yang positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan membuat kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi negatif. § Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya. Wewenang dan Peran Wewenang dalam Manajemen Wewenang merupakan kemampuan yang diterima untuk mengambil keputusan dan untuk mendelegasikan suatu tundakan (atau tidak). 1. Wewenang lini Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi. 2. Wewenang staff Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya. Sumber : Clegg, Brian. 2006. Instant Motivation 79 Cara Instan Menumbuhkan Motivasi. Jakarta : Esensi http://kamusbahasaindonesia.org/perubahan/mirip http://megakinantiputri.blogspot.com/2013/09/psikologi-manajemen.html http://rhamaugwisnu.blogspot.com/2013/01/wewenang-kekuasaan-dan-pengaruh_6203.html

Senin, 28 Oktober 2013

tugas 2 softskill pikologi konsumen

Psikologi Manajemen Pengertian Manajemen Manajemen adalah proses perencenaan, peengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner). Manajemen merupakan ilmu dan seni. Ada 4 fungsi utama dalam manajemen: Perencanaan(planning) Pengorganisasi (organizing) Pengarahan(actuating/directing) Pengawasan(controlling) Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (Follet, 1997). Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickles, Mchugh dan Mchugh, 1997). Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005). Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur/me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Kaitannya dengan psikologi: Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsure SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai factor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan. Sumber Daya Organisasi: a. sumber daya manusia b. sumber daya informasi c. sumber daya fisik d. sumber daya keuangan e. sumber daya alam Fungsi-fungsi Manajemen: Peerencanaan(planning) Pengorganisasian(organizing) Pengarahan dan pengimplementasian(Directing/leading) Pengawasan dan pengendalian(controlling) Organisasi Organisasi Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu social, organisasi dipelajari oleh periiset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya(uang, material, mesin, meetode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpatisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpatisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan. Unsur-unsur Menurut Keith Davis ada 3 unsur penting berpatisipasi: a. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih dari semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah. b. Unsur kedua adalah kesediaan memberi suatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok. c. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota artinya ada rasa "sense of belongingness". Jenis-jenis Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut: a. Pikiran b. Tenaga c. Pikiran dan tenaga d. Keahlian e. Barang f. Uang Bentuk-bentuk Organisasi Organisasi politik Organisasi social Organisasi mahasiswa Organisasi olahraga Organisasi sekolah Organisasi Negara Organisasi pemuda Komunikasi Definisi Komunikasi dapat diartikan sebagai satu proses perpindaha maklumat, perasaan, idea, dan fikiran seorang individu kepada individu atau sekumpulan individu yang lain. Ia merupakan proses interaksi yang berarti antara kedua individu atau lebih. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi(pesan, ide, gagasan) dari suatu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Komponen komunikasi Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah: Pengirim atau komuniukator Pesan Saluran Penerima atau komunikate Umpan balik Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi. Proses komunikasi Komuniukator, punya maksud ingin berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan, disampaikan dan dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung ataupun tidak. Komunikan, menerima pesan yang disampaikan. Komunikan, memberikan umpan balik atau tanggapan pesan kepada pengirim pesan. Model-model komunikasi a. Model komunikasi linear b. Model interaksional c. Model transaksional Faktor yang mempengaruhi komunikasi 1.Latar belakang budaya 2.Ikatan kelompok atau group 3.Harapan 4.Pendidikan 5.situasi sumber: www.wikipedia.com www.choirunnisawijayanti.blogspot.com

Jumat, 11 Oktober 2013

tugas softskill 1

Tentang Penulis Nama lengkap saya Bebby Maylia Zahara, saya lahir di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1993, saat ini usia saya menginjak 20 tahun. Saya adalah putri pasangan Rizka Arief dan Fauzia Inak. Saya bertempat tinggal di Perum. Sawangan Elok blok au 4 no.1 sawangan-depok. Saya anak pertaama dari tiga bersaudara, adik pertama saya Amanda Mayrani Zahara saat ini terdaftar sebagai mahasiswi aktif di Universitas Gunadarma Fakultas Sastra Inggris, dan adik saya yang terakhir masih duduk di bangku SMP kelas 2. Awal pendidikan saya di mulai dari taman kanak-kanak di TK Widya Tama(1999), SD Duren Seribu 4(2005), SMPN 2 Depok(2008), SMA Yadika 7 Bogor(2011), dan saat ini saya terdaftar sebagai mahasiswi aktif di Universitas Gunadarma Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi. Sejak TK saya sudah sering aktif dalam kegiatan lomba ataupun organisasi, seperti pada TK saya sempat menjuarai lomba lari estafet antar kelas, di SD saya sering mengikuti lomba sprint jarak 100 meter untuk kategori atletik, di SMP saya mengikuti organisasi di dalam paduan suara, di SMA saya sering mengikuti lomba debat bahasa inggris, dan mendapatkan posisi sebagai sekretaris kelas, dan saat ini di Universitas Gunadarma pernah mengikuti organisasi UKM Paduan Suara Swaradarmagita. Alasan saya masuk Universitas Gunadarma karena saya tidak lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Dan alasan saya memilih juurusan psikologi karena saya suka mendenagar curahan teman-teman saya, dan saya juga senang dapat sedikit member masukan kepada teman-teman yang menbutuhkan saran saya, dan tujuan utama saya adalah saya ingin menjadi Personalia HRD di suatu perusahaan besar. Awal mula saya menyukai psikologi karena adik dari ibu saya adalah sarjana psikolog dan saat ini menjadi Personalia HRD di suatu perusahaan asing.

Senin, 01 Juli 2013

rangkuman tugas kesmen

KONSEP SEHAT Konsep Sehat Jika menyebutkan tentang kata sehat pastinya sudah tidak asing bagi kita. Jika ditanya tentang apa itu sehat, sebagian orang akan menjawab bahwza sehat adalah keadaan dimana kita tidak sedang mengalami sakit atau sedang dalam keadaan stabil atau baik-baik saja. Sebenarnya dari jawaban sebagian orang tadi tidak ada yang salah, tetapi jika ditanya apa itu konsep sehat yang sesungguhnya mungkin tidak banyak orang yang mengetahuinya. Pada umumnya, manusia memiliki kesamaan dengan makhluk hidup lainnya, yaitu lahir, tumbuh, berkembang, mengalami dinamika stabil-labil, sehat-sakit, normal-abnormal, dan pada akhirnya akan mengalami kematian. Ada beberapa konsep sehat, ada yang mengungkapkan konsep sehat merujuk pada fungsi dan ada yang merujuk pada kesesuaian maksud pencipta. Contoh konsep yang merujuk pada fungsi, tangan yang sehat adalah tangan yang dapat melakukan fungsinya sebagai tangan tanpa alat Bantu. Sedangkan, contoh yang merujuk pada konsep ksesuaian pencipta adalah ketika tangan digunakan untuk melakukan hal-hal yang positif bukan untuk mencuri dan sebagainya. Kesehatan tidak hanya dirujukan untuk tubuh saja, tetapi juga ada kesehatan mental dan kesehatan masyarakat. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT Teori Kepribadian Sehat Apakah yang dimaksud kepribadian yang sehat ? mungkin pertanyaan itulah yang selalu muncul dalam benak berjuta-juta orang bahkan para ahli-ahli psikologi. Tetapi dibalik banyaknya pertanyaan-pertanyaan, telah muncul bermacam-macam jawaban yakni suatu arus buku-buku untuk pertolongan terhadap diri sendiri, kepercayaan-kepercayaan yang membimbing, janji-janji tentang gaya hidup baru. Sejumlah besar orang-orang amerika mencari-cari dalam kelompok, menyelidiki, dan menyingkapkan diri batiniah mereka dalam sensitivity sessions, T-Groups, dan sejumlah bentuk encounter therapy lainnya. Penjahat-penjahat, pecandu-pecandu, dan lain sebagainya rupanya menemukan dalam pengalaman-pengalaman itu dimensi-dimensi dan potensi-potensi dalam kepribadian mereka yang tidak pernah disadari bahwa mereka memilikinya. Pendukung-pendukung gerakan potensi manusia mengmukakan bahwa ada suatu tingkat prtumbuhan dan perkembangan yang sangat diperlukan yang melampaui "normalitas" dan mereka mengemukakan bahwa manusia perlu memperjuangkan tingkat pertumbuhan yang lebih maju supaya merealisasikan semua potensinya. Dengan kata lain, tidak cukup hanya bebas dari sakit emosional; tidak adanya tingkah laku neurotis atau psikotis tidak cukup untuk menilai seseorang sebgai pribadi yang sehat. PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan penyesuaian diri merupakan proses adaptasi dengan lingkungan yang bersiafat dinamik. Maksudnya adalah ketika lingkungan sekitar kita mengalami perubahan maka saat itu lah kita melakukan penyesuaian diri. namun terkadang hal itulah yang brtentangan dengan sifat kepribadian seseorang. Karena tidak semua orang dapat menyesuaikan dirinya dengan baik. Bahkan ada yang merasa terganggu jika harus selalu beadaptasi dengan lingkungan luar. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu : penyesuaian diri sebagai adaptasi, penyesuaian diri sebagai konformitas, p3nyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. Pada intinya penyesuaian diri dapat berlangsung baik jika kita dapat menyesuaikan diri denagn baik pula terhadap lingkungan sekitar kita. Dan dampak tersebut akan terlihat dari pertumbuhan personalnya. Pertumbuhan Personal Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat dan terjadi pada eaktu yang normal. Maksudnya adalah kesuaian kematangan fisiologis yang berlangsung secara bersamaan dengan matangnya fungsi dari fisik. Sedangkan pertumbuhan personal menurut Ptof. Gessel pertumbuhan personal itu berlangsung secara terus menerus. Missal dari kita lahir menjadi bayi kemudian perlahan-lahan tumbuh menjadi dewasa. Variasi pertumbuhan memang dapat terjadi. Karena tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkunagn sekitarnya. Dan biasanya hal yang menjadi rintangan ketidakberhasilan berasal dari dalam diri maupun luar diri. koping stress KOPING STRESS Pengertian dan Jenis-jenis Koping Coping merupakan suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber yang mereka gunakan dala menghadapi situasi stressful (Cohen & Lazarus, 1983; Lazarus & Folkman, 1984; Sarafino 1990; Taylor, 1991). Jenis-jenis koping Secara umum koping sendiri memiliki 2 macam yaitu tindakan langsung dan peredaan atau peringanan. Jenis tindakan langsung sendiri memiliki 4 macam yakni, mempersiapkan diri untuk menghadapi luka, agresi, penghindaran, apati. Sedangkan jenis peredaan atau peringanan ada 2 macam yakni, diarahkan pada gejala. 1. tindakan langsung : koping jenis ini dilakukan jika individu sedang melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang dialami secara langsung. - mempersiapkan diri untuk menghadapi luka : melakukan langkah antisipatif. Misal, ketika seseorang akan menghadapi ujian nasional. Maka tindakan antisipatif yang ia lakukan adalah belajar sedikit demi sedikit sebelum menjelang ujian. - Agresi : agresi adalah tindakan yang dilakukan jika seseorang merasa terancam oleh agen lain mengancam atau ingin melukai. - Penghindaran : tindakan ini dilakukan jika agen yang mengancam memiliki kekutan atau kekuasaan lebih kuat. - Apati : pola ini adalah pola putus asa dimana individu yang bersangkutan tidak dapat bergerak dan melakukan apa-apa dan juga menerima begitu saja. pengertian stress PENGERTIAN STRESS Stress dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya system biologis, psikologis, dan social dari seseorang (sarafino, 1990). Atau secara bahasa yang lebih mudah untuk dimengerti adalah kondisi ataupun keadaan ketika seseorang merasa berada di bawah tekanan, frustasi, cemas yang diakibatkan dari dalam maupun dari luar diri individu tersebut. Efek-efek stress Efek-efek stress menurut Hans Seyle, tidak semua jenis stress itu merugikan yang disebut dengan eustress. Karena kita melakukan, menjalani ringan, saat-saat singkat dan dikendalikan oleh ketegangan yang dianggap umum, sebagai rangsangan positif terhadap perkembangan emosional seseorang. Sedangkan distress adalah sebutan untuk jenis stress yang merugikan. Karena ditandai dengan tekanan fisik dan psikologis yang mengganggu kesehatan. Faktor-faktor ; 1. faktor sosial : - dukungan emosional - dukungan nyata - dukungan informasi 2. faktor individu ketika seseorang menemui stressor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stressor tersebut . yaitu, berapa lama harus menghadapi stressor tersebut dan berapa terduganya stressor tersebut. teori kepribadian TEORI KEPRIBADIAN SEHAT ALLPORT (ciri-ciri kepribadian yang matang) 1. perluasan perasaan diri ketika diri berkembang, maka diri itu meluas mencapai banyaknya orang dan benda. Mula-mula diri hanya berfokus dan berpusat hanya pada individu. Kemudian, ketika lingkaran pengalaman tumbuh dan berkembang maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi matang, mengembangkan perhatian-perhatian diluar diri. Akan tetapi, tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar seperti pekerjaan. 2. hubungan diri yang kuat allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. CARL ROGERS (Perkembangan Kepribadian) Dalam masa kecil, anak mulai membedakan, atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yan lain-lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata "aku" dan "kepunyaanku". Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dirinya dan semua benda lain yang dilihat, diraba, didengar dan diciumnya ketika dia membentuk lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Abraham Maslow (Hierarki Kebutuhan Manusia) Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup. ERICH FROMM (Ciri-ciri kepribadian sehat) Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana-mana partner dapat mmpertahankan individualitas mereka. Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, prtimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. PENYESUAIAN DIRI DAN ABNORMAL Konsep Penyesuaian Diri Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia atau individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme atau individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya. Dalam kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. HUBUNGAN INTERPERSONAL Ada 4 model hubungan interpersonal yaitu meliputi : 1. Model pertukaran sosial (social exchange model) Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya). 2. Model peranan (role model) Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu. 3. Model permainan (games people play model) Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. 4. Model Interaksional (interacsional model) Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan. CINTA DAN PERKAWINAN A. Deskripsi Cinta Dan Perkawinan mendengar kata-kata cinta sudah tidak asing lagi. Cinta adalah hal yang kita alami dan rasakan pada orang-orang tersyang atau orang-orang tertdekat kita. Misalnya orangtua, teman, pacar dsb. Tetapi jangan lupa rasa cinta yang utama adalah cinta yang ditujukan untuk Tuhan Maha Pencipta. Dan perkawinan adalah proses kehidupan dimana 2 orang dewasa pria dan wanita memutuskan untuk memulai hidup bersama dan semua itu juga didasari adanya rasa cinta tersebut itu. Ada beberapa criteria dalam memilih pasangan. Yaitu : 1. COCOK JADI ANAK DARI ORANG TUA KITA 2. COCOK JADI AYAH / IBU DARI ANAK-ANAK KITA KELAK 3. COCOK JADI SUAMI / ISTRI KITA Pada umumnya salah satu tanda kegagalan suami-istri dalam mencapai kebahagiaan perkawinan adalah perceraian. Perceraian adalah akumulasi dari kekecewaan yang berkepanjangan yang disimpan dalam alam bawah sadar individu. Adanya batas toleransi pada akhirnya menjadikan kekecewaan tersebut muncul kepermukaan, sehingga keinginan untuk bercerai begitu mudah. 1. Masalah diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain: 2. • Kesulitan ekonomi keluarga yang kurang tercukupi. 3. • Perbedaan watak. 4. • Temperamen dan perbedaan kepribadian yang sangat tajam antara suami dan istri. 5. • Ketidakpuasan dalam hubungan seks. 6. • Kejenuhan rutinitas. 7. • Hubungan antara keluarga besar yang kurang baik. 8. • Adanya istilah WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain). 9. • Masalah harta warisan. 10. • Menurunnya perhatian kedua belah pihak. 11. • Domonasi dan intervensi orang tua atau mertua. 12. • Kesalahpahaman antara kedua belah pihak. 13. Dari salah satu masalah diatas yaitu

Minggu, 09 Juni 2013

CINTA DAN PERKAWINAN

A. Deskripsi Cinta Dan Perkawinan mendengar kata-kata cinta sudah tidak asing lagi. Cinta adalah hal yang kita alami dan rasakan pada orang-orang tersyang atau orang-orang tertdekat kita. Misalnya orangtua, teman, pacar dsb. Tetapi jangan lupa rasa cinta yang utama adalah cinta yang ditujukan untuk Tuhan Maha Pencipta. Dan perkawinan adalah proses kehidupan dimana 2 orang dewasa pria dan wanita memutuskan untuk memulai hidup bersama dan semua itu juga didasari adanya rasa cinta tersebut itu. Ada beberapa criteria dalam memilih pasangan. Yaitu : 1. COCOK JADI ANAK DARI ORANG TUA KITA 2. COCOK JADI AYAH / IBU DARI ANAK-ANAK KITA KELAK 3. COCOK JADI SUAMI / ISTRI KITA Pada umumnya salah satu tanda kegagalan suami-istri dalam mencapai kebahagiaan perkawinan adalah perceraian. Perceraian adalah akumulasi dari kekecewaan yang berkepanjangan yang disimpan dalam alam bawah sadar individu. Adanya batas toleransi pada akhirnya menjadikan kekecewaan tersebut muncul kepermukaan, sehingga keinginan untuk bercerai begitu mudah. 1. Masalah diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain: 2. • Kesulitan ekonomi keluarga yang kurang tercukupi. 3. • Perbedaan watak. 4. • Temperamen dan perbedaan kepribadian yang sangat tajam antara suami dan istri. 5. • Ketidakpuasan dalam hubungan seks. 6. • Kejenuhan rutinitas. 7. • Hubungan antara keluarga besar yang kurang baik. 8. • Adanya istilah WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain). 9. • Masalah harta warisan. 10. • Menurunnya perhatian kedua belah pihak. 11. • Domonasi dan intervensi orang tua atau mertua. 12. • Kesalahpahaman antara kedua belah pihak. 13. Dari salah satu masalah diatas yaitu kesalahpahaman yang menyebabkan pasangan menjadi tersinggung, sehingga terkadang memicu adanya perceraian, merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Artikel Perceraian Kiki Amalia-Markus Horison, dari Soal Uang Hingga Orang Ketiga Jakarta - Proses sidang cerai antara Kiki Amalia dan Markus Horison masih terus berjalan. Jelang putusan, hubungan keduanya pun kian 'panas' di ruang persidangan. Dalam sidang hari ini, Senin (13/5/2013), melalui kuasa hukum masing-masing, Kiki dan Markus kembali saling tuding. Sebelumnya, soalan materi disiratkan Kiki menjadi salah satu alasan dirinya bercerai dari pesepakbola tersebut. Kini, Kiki melontarkan isu soal adanya orang ketiga dalam kisruh rumah tangga mereka. "Foto sudah saya jadikan bukti di sidang hari ini. Kiki pernah memeriksa HP Markus, isinya ada Markus dengan seorang wanita dan beberapa momen," ujar Aulia Fahmi, kuasa hukum Kiki Amalia. Namun, dengan tangkas Sangap Surbakti, kuasa hukum Markus membantah hal tersebut. Menurut Sangap, perempuan dalam foto tersebut hanyalah penggemar saja. Yang diiyakan oleh Markus lewat kuasa hukumnya hanya soal nafkah yang mamang tak rutin ia berikan kepada Kiki selama dirinya menikah dengan pesinetron dan bintang film tersebut. "Markus saat itu dikasih waktu 3 bulan. Markus bukan tidak mau memberi nafkah, tapi karena tidak punya uang," ujar Sangap. Entah siapa pihak yang jujur dalam permasalahan ini. Hanya diwakili kuasa hukumnya masing-masing, baik Kiki dan Markus pun mulai absen dari kasus perceraian mereka. "Kiki bilang saat putusan akam hadir, dia akan beberkan kenapa terjadi perceraian," ujar Aulia Fahmi. Dilihat dari kasus perceraian salah satu artis di Indonesia tersebut bahwa masalah ekonomi juga dapat membuat sebuah rumah tangga dapat berantakan mungkin hingga mengalami perceraian. Dan dalam kasus diatas, sangat terlihat bahwa masalah adanya orang-orang idaman lain baik dari pihak suami ataupun dari p;ihak istri sangat mempengaruhi hubungan dalam rumah tangga kiki amalia dan markus horizon yang pada akhirnya berakhir di pengadilan agama untuk bercerai secara resmi. Karena jika rasa cinta antara kedua belah pihak sudah tidak ada apalagi yang dapat dipertahankan selain cinta. Ditambah lagi dalam rumah tangga kiki amalia dan markus horizon belum sempat dikaruniai anak yang bisa dijadikan alasan pembatalan cerai , mungkin dapat dikatakan atas nama anak. Sumber : http://hot.detik.com/read/2013/05/13/161025/2244448/230/perceraian-kiki-amalia-markus-horison-dari-soal-uang-hingga-orang-ketiga http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/cinta-dan-perkawinan.html

HUBUNGAN INTERPERSONAL

Ada 4 model hubungan interpersonal yaitu meliputi : 1. Model pertukaran sosial (social exchange model) Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya). 2. Model peranan (role model) Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu. 3. Model permainan (games people play model) Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu : • Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua). • Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional) • Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan). Pada interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua). 4. Model Interaksional (interacsional model) Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan. B. Cara Memulai Hubungan Pembentukan Kesan Dan Ketertarikan Interpersonal Dalam Memulai Hubungan a. Pembentukkan Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan. Menurut Charles R. Berger, tahap ini dikelompokkan kedalam tujuh kategori, yaitu : 1. Informasi dan demografis 2. Sikap dan pendapat 3. Rencana yang akan datang 4. Kepribadian 5. Perilaku pada masa lalu 6. Orang lain 7. Hobi dan minat b. Peneguhan Hubungan Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, maka diperlukan tindakan-tindakan untuk memelihara keseimbangan. Dalam memelihara keseimbangan terdapat empat faktor, yaitu : 1. Keakraban 2. Control 3. Respon yang tepat 4. Nada emosional yang tepat c. Intimasi dan Hubungan Pribadi Hubungan intim merupakan sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain. Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripadahubungan pribadi yang lain. Adapun beberapa bentuk hubungan intim, yaitu sebagai berikut : 1. Persaudaraan 2. Persahabatan 3. Percintaan d. Intimasi dan Pertumbuhan Hal yang mempengaruhi keintiman itu tumbuh adalah cinta. Dan keintiman tidak akan tumbuh jika tidak ada cinta. Namun banyak respon alami kita adalah menolak untuk terbuka terhadap pasangan karena beberapa hal, yakni : 1. Tidak mengenal dan menerima siapa diri kita secara utuh. 2. Tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan menuju pernikahan. 3. Tidak mempercayai pasangan dalam memegang rahasia. 4. Kita dibentuk menjadi seseorang yang berkepribadian tertutup. Sumber: http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/hubungan-interpersonal.htm http://erlita-dani.blogspot.com/2013/04/tulisan-5.html http://pemulihanjiwa.com/teori-teori-hubungan-interpersonal-2.html

PENYESUAIAN DIRI DAN ABNORMAL

A. Konsep Penyesuaian Diri Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia atau individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme atau individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya. Dalam kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. B. Pertumbuhan Personal Banyak kualitas penyesuaian diri yang baik mengandung implikasi-implikasi yang khas bagi pertumbuhan pribadi. Hal ini ada dalam kriteria perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi. Setiap langkah dalam proses pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu kearah kematangan tang lebih besar dalam pikiran, emosi, sikap dan tingkah laku. Pelekatan (fiksasi) pada setiap tingkat perkembangan bertentangan dengan penyesuaian diri yang kuat, misalnya menggigit kuku, menghisap jempol, ngompol, ledakan amarah, atau membutuhkan sangat banyak kasih sayang dan perhatian. Perkembangan diri disebabkan oleh realisasi kematangan yang terjadi secara tahap demi tahap. Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat terhadap pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan atau menjijikkan. Tetapi, kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-menerus dalam pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal ; 1. Faktor biologis Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental. 2. Faktor geografis Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang. 3. Faktor budaya Sumber : http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan_10.html

Senin, 29 April 2013

teori kepribadian

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT   ALLPORT (ciri-ciri kepribadian yang matang)   1. perluasan perasaan diri ketika diri berkembang, maka diri itu meluas mencapai banyaknya orang dan benda. Mula-mula diri hanya berfokus dan berpusat hanya pada individu. Kemudian, ketika lingkaran pengalaman tumbuh dan berkembang maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi matang, mengembangkan perhatian-perhatian  diluar diri. Akan tetapi, tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar seperti pekerjaan.   2. hubungan diri yang kuat allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memprtlihatkan keintiman terhadap orang tua, anak,, partner, teman akrab atau sahabat. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah sesuatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik. Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa.   3. keamanan sosial sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama adalah penemerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari mereka, termasuk kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan dan kekurangan tersebut.   4. persepsi realistis orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas agar membuatnya sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka.   5. keterampilan dan tugas allport mengemukan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki ketrampilan menjadi neurotis. Akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan ketrampilan mereka pada pekerjaan mereka.   6. pemahaman diri pengenalan diri yang memadai menuntut tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya.   7. filsafat hidup yang mempersatukan alllport menyebutkan dorongan yang mempersatukan ini arah, dan lebih kelihatan dibandingkan kepribadian yang sehat daripada orang-orang yang neurotis.     CARL ROGERS (Perkembangan Kepribadian)  Dalam masa kecil, anak mulai membedakan, atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yan lain-lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata "aku" dan "kepunyaanku". Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dirinya dan semua benda lain yang dilihat, diraba, didengar dan diciumnya ketika dia membentuk lukisan dan gambaran tentang siapa dia.     Abraham Maslow (Hierarki Kebutuhan Manusia)  Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup. Kebutuhan akan rasa aman adalah kenutuhan-kebutuhan yang meliputi akan jaminan stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan akan memiliki dan cinta adalah kebutuhan kita akan cinta deengan membangun hubungan yang akrab dan penuh perhatian orang lain atau dengan orng-orang pada umumnya, dan dalam hubungan-hubungan ini memberi menerima cinta adalah sama penting. Kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan dimana kita ingin dihargai oleh diri sendiri atau yang paling utama adalah dihargai oleh orang lain. Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paing tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita.     ERICH FROMM (Ciri-ciri kepribadian sehat) Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana-mana partner dapat mmpertahankan individualitas mereka. Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, prtimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang tersebut.     Sunber : Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius Media.

pengertian stress

PENGERTIAN STRESS   Stress dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber  daya system biologis, psikologis, dan social dari seseorang (sarafino, 1990). Atau secara bahasa yang lebih mudah untuk dimengerti adalah kondisi ataupun keadaan ketika seseorang merasa berada di bawah tekanan, frustasi, cemas yang diakibatkan dari dalam maupun dari luar diri individu tersebut.     Efek-efek stress Efek-efek stress menurut Hans Seyle, tidak semua jenis stress itu merugikan yang disebut dengan eustress. Karena kita melakukan, menjalani ringan, saat-saat singkat dan dikendalikan oleh ketegangan yang dianggap umum, sebagai rangsangan positif terhadap perkembangan emosional seseorang. Sedangkan distress adalah sebutan untuk jenis stress yang merugikan. Karena ditandai dengan tekanan fisik dan psikologis yang mengganggu kesehatan.     Faktor-faktor ; 1. faktor sosial : - dukungan emosional - dukungan nyata - dukungan informasi 2. faktor individu ketika seseorang menemui stressor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stressor tersebut . yaitu, berapa lama harus menghadapi stressor tersebut dan berapa terduganya stressor tersebut.   Tipe-tipe stress 1. tekanan : tekanan biasanya muncul dari tuntutan sehari-hari. Misalnya, ketika orang tua menunut kita untuk melakukan sesuatu secara paksa. Atau ketika sedang mendapat tugas banyak yang harus dikumpulkan esok hari. 2. frustasi : frustasi muncul jika seseorang gagal dalam mencapai sesuatu. Misal, jika kita ingin masuk dalam perguruan tinggi negeri tetapi kita tidak lulus dalam kualifikasi tes, secara tak sadar kita akan mengalami frustasi atas apa yang terjadi. 3. konflik : konflik dapat atau biasa muncul jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk memilih salah satu dari dua pilihan yang ada dalam keinginan, kebutuhan, ataun tujuan saat seseorang dihadapkan pada situasi sulit untuk memilih. 4. kecemasan : kesemasan adalah kondisi ketika seseorang merasa gelisah atau khawatir karena sesuatu yang kemungkinan terjadinya hal buruk. Misal, jika seorang murid yang lupa mengerjakan tugasnya dihari guru killer sedang mengajar. Maka akan timbul rasa cemas dan khawatir yang sangat inggi.   Strategi koping yang spontan menghadapi stress Koping strategi adalah metode yang digunakan seseorang dalam mengatasi stress yang mereka hadapi.  Metode koping dapat berbentuk seperti apa saja dengan bebagai cara tergantung tingkat stress yang mereka alami. Misal, jika seseorang stress ketika akan menghadapi ujian nasional maka koping yang cocok adalah menyiapkan waktu atau hari luang untuk menenangkan diri  seperti jalan-jalan atau sekedar istirahat dirumah. Ada beberapa koping stress yang cukup berhasil mengatasi stress : 1. peningkatan kesadaran terhadap masalah 2. pengolahan informasi 3. pengubahan perilaku     http://bio-nikith.blogspot.com/2013/04/stress.html

koping stress

KOPING STRESS   Pengertian dan Jenis-jenis Koping   Coping merupakan suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber yang mereka gunakan dala menghadapi situasi stressful (Cohen & Lazarus, 1983; Lazarus & Folkman, 1984; Sarafino 1990; Taylor, 1991).    Jenis-jenis koping Secara umum koping sendiri memiliki 2 macam yaitu tindakan langsung dan peredaan atau peringanan. Jenis tindakan langsung sendiri memiliki 4 macam yakni, mempersiapkan diri untuk menghadapi luka, agresi, penghindaran, apati. Sedangkan jenis peredaan atau peringanan ada 2 macam yakni, diarahkan pada gejala. 1. tindakan langsung : koping jenis ini dilakukan jika individu sedang melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang dialami secara langsung. - mempersiapkan diri untuk menghadapi luka : melakukan langkah antisipatif. Misal, ketika seseorang akan menghadapi ujian nasional. Maka tindakan antisipatif yang ia lakukan adalah belajar sedikit demi sedikit sebelum menjelang ujian. - Agresi : agresi adalah tindakan yang dilakukan jika seseorang merasa terancam oleh agen lain mengancam atau ingin melukai. - Penghindaran : tindakan ini dilakukan jika agen yang mengancam memiliki kekutan atau kekuasaan lebih kuat. - Apati : pola ini adalah pola putus asa dimana individu yang bersangkutan tidak dapat bergerak dan melakukan apa-apa dan juga menerima begitu saja. 2. peredaan dan pengarahan : koping ini dilakukan untuk mengurangi/menghilangkan tekanan yang ada. - Diarahkan pada gejala : tindakan ini dilakukan jika gangguan atau gejala-gejala muncul dari dalam diri individu dengan cara mengurangi gangguan tersebut. - Cara intrapsikis : tindakan ini dilakukan ketika muncul gangguan pada diri kita dengan cara mengguanakan defense mechanism.   Koping Konstruktif/merusak 1. penalaran : yaitu penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternative pemecah masalah yang paling menguntungkan. 2. objektifitas : yaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dala pemikiran, penalaran maupun tingkah laku. 3. konsentrasi : yaitu kemampuan untuk memusatkan pikiran dan perhatian secara penuh pada persoalan yang dihadapi. 4. humor : yaitu kemampuan untuk melihat sisi lucu dari persoalan yang sedang dihadapi. 5. toleransi terhadap kedwiartian atau ambiguitas : yaiu kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal didunia ini bersifat tidak jelas atau ambigu. 6. supresi : yaitu kemampuan untuk menekan respon atau reaksi yang mendadak pada situadi yang ada. 7. empati : yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain juga.   Koping Positif 1. antisipasi : antisipasi berkaitan dengan kesiapan mental seseorang untuk menerima suatu rangsang. 2. afiliasi : berhubungan dengan kebutuhan untu berhubungan atau bersatu dengan orang lain. 3. altruisme : altruisme salah satu bentuk koping yang mementingkan kepentingan orang lain. 4. penegasan diri : individu berhadapan dengan konflik yang sedang dialami tanpa memaksa atau memanipulasi orang lain. 5. pengamatan diri : pengujian secara objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan pengamatan tentang diri sendiri.     Sumber : Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; konsep, cakupan, dan perkembangannya. Yogyakarta: Andi Sunaryo. 2002.  http://snanriris.blogspot.com

Kamis, 28 Maret 2013

Tugas 3     A. Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan   penyesuaian diri merupakan proses adaptasi dengan lingkungan yang bersiafat dinamik. Maksudnya adalah ketika lingkungan sekitar kita mengalami perubahan maka saat itu lah kita melakukan penyesuaian diri. namun terkadang hal itulah yang brtentangan dengan sifat kepribadian seseorang. Karena tidak semua orang dapat menyesuaikan dirinya dengan baik. Bahkan ada yang merasa terganggu jika harus selalu beadaptasi dengan lingkungan luar.   Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu : penyesuaian diri sebagai adaptasi, penyesuaian diri sebagai konformitas, p3nyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. Pada intinya penyesuaian diri dapat berlangsung baik jika kita dapat menyesuaikan diri denagn baik pula terhadap lingkungan sekitar kita. Dan dampak tersebut akan terlihat dari pertumbuhan personalnya.     B. Pertumbuhan Personal    Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat dan terjadi pada eaktu yang normal. Maksudnya adalah kesuaian kematangan fisiologis yang berlangsung secara bersamaan dengan matangnya fungsi dari fisik. Sedangkan pertumbuhan personal menurut Ptof. Gessel pertumbuhan personal itu berlangsung secara terus menerus. Missal dari kita lahir menjadi bayi kemudian perlahan-lahan tumbuh menjadi dewasa.    Variasi pertumbuhan memang dapat terjadi. Karena tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkunagn sekitarnya. Dan biasanya hal yang menjadi rintangan ketidakberhasilan berasal dari dalam diri maupun luar diri. Pada intinya variasi pertumbuhan dapat terjadi karena sikap individu dalam menangani penyesuaian diri terhadap lingkungan mereka pun berbeda.  Menurut Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu Hubungan yaitu: 1. Keikhklasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri atau menyadari kenyataan. 2. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali dan 3. Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau bersimpati pada orang lain.   Dan ada beberapa factor juga yang dapat mempengaruhi pertumbuhan personal : 1. Faktor biologis ; karakteristik setiap anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologi yang sangat kental. 2. Faktor geografis : faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal. 3. Faktor budaya ; tidak dipungkiri juga bahwa budaya juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berararti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.     Daftar Pustaka    http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/03/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
Tugas 2   A. Teori Kepribadian Sehat   Apakah yang dimaksud kepribadian yang sehat ? mungkin pertanyaan itulah yang selalu muncul dalam benak berjuta-juta orang bahkan para ahli-ahli psikologi. Tetapi dibalik banyaknya pertanyaan-pertanyaan, telah muncul bermacam-macam jawaban yakni suatu arus buku-buku untuk pertolongan terhadap diri sendiri, kepercayaan-kepercayaan yang membimbing, janji-janji tentang gaya hidup baru. Sejumlah besar orang-orang amerika mencari-cari dalam kelompok, menyelidiki, dan menyingkapkan diri batiniah mereka dalam sensitivity sessions, T-Groups, dan sejumlah bentuk encounter therapy lainnya. Penjahat-penjahat, pecandu-pecandu, dan lain sebagainya rupanya menemukan dalam pengalaman-pengalaman itu dimensi-dimensi dan potensi-potensi dalam kepribadian mereka yang tidak pernah disadari bahwa mereka memilikinya. Pendukung-pendukung gerakan potensi manusia mengmukakan bahwa ada suatu tingkat prtumbuhan dan perkembangan yang sangat diperlukan yang melampaui "normalitas" dan mereka mengemukakan bahwa manusia perlu memperjuangkan tingkat pertumbuhan yang lebih maju supaya merealisasikan semua potensinya. Dengan kata lain, tidak cukup hanya bebas dari sakit emosional; tidak adanya tingkah laku neurotis atau psikotis tidak cukup untuk menilai seseorang sebgai pribadi yang sehat. Dari beberapa pengertian yang ada kepribadian yang sehat merupakan     B. Aliran psikoanalisa   Jika membahas aliran psikoanalisa pasti kita sudah sangat sering mendengar nama tokohnya. Siapa lagi kalau bukan Sigmund Freud. Freud adalah seorang jerman keturunan yahudi, dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856. tokoh pendiri psikoanalisaini secara skematis menggambarkan jiwa sebagai sebuah gunung es. maksudnya adalah bagian atas yang paling kecil disebut dengan kesadaran atau consciousness. Dan dibawah Permukaan laut adalah bagian yang disebutnya pra kesadaran atau ketidaksadaran atau unconsciousness. banyak dorongan-dorongan yang berasal dri ketidaksadaran yang mulai naik keatas permukaan puncak es yaitu bagian keasadaran yang kapasitas muatannya sangat terbatas. tinggallah ego yang bertugas untuk mengatur Dorongan mana yang bisa dimunculkan atau ditekan atau dihilangkan agar hanya dorongan yang penting yang dapat dimunculkan pada permukaan kesadaran. sebagian besar dorongan-dorongan berasal yang sudah ada sejak lahir, yaitu dorongan seksual Dan dorongan agresi.     C. Aliran Behavioristik               Jb. Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 januari 1878 dan meninggal di New York city pada tanggal 25 September 1958. pada tahun 1908 ia menjadi professor dalam psikologi eksperimen dan psikologi komparatif di john Hopkins university di Baltimore. J.B Watson adalah pendiri behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling penting adalah Psychology as the behaviorist views it. Watson berpendapat bahwa psikologi haruslah menjadi ilmu yang objektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya dapat diteliti melalui metode introspeksi. metode introspeksi sendiri tidak okjektif dan tidak ilmiah. pendapat-pendapat Watson umumnya adalah ekstrem dan argumentasi-argumentasinya untuk mempertahankan pendapat itu sering kali kekanak-kanakan sehingga sering kali Watson disebut sebagai naive behaviorist. Menurut Watson emosi tidak lain adalah gerakan otot Dan aktivitas alat-alat seksual itu yang implisit. Teori ini tentu saja mengundang banyak kritik. Salah satu kritik adalah bahwa orang-orang yang karena sesuatu hal tidak mempunyai lidah lagi, tetap dapat berpikir, padahal ia tidak dapat berbicara.     D. Aliran Humanistik             Pada awalnya, Maslow yang anak imigran rusia kelahiran Brooklyn ini, adalah seorang behavioris. Melalui penelitia-penelitianya sebagai mahasiswa Ph.D di universitas Wisconsin, dengan menggunakan teori-teori Watson, Maslow menemukan berbagai persamaan antara kera dan manusia. Teori maslow yang pernah menjadi Presiden American Psychological Association, tentang motivasi berawal dari pra anggapan bahwa manusia pada dasarnya adalah baik, atau setidak-tidaknya netral, bukan jahat. Seperti halnya dengan keadaan fisiknya, kejiwaan manusia mempunyai kebutuhan, kapasitas dan kecenderungan yang pada prinsipnya tidak ada yang jahat. Dari segi fisik , manusia mempunyai indra ,merasa lapar, bertumbuh-kembang, berkembang biak, dan sebagainya. Dari segi kejiwaan pun manusia pun mempunyai kebutuhan , cita-cita, harapan, usaha, dan sebagainya.  Dalam pandangan ini, Maslow berpendapat bahwa manusia yang sehat jiwanya adalah manusia yang mengembangkan dirinya s2ndiri berdasarkan kekuatan-kekuatan dari dalam. Sementara orang yang terganggu jiwanya, yang anti sosial, yang jahat adalah orang-orang yang terhambat perk2mbangan dirinya, yang frustasi oleh gangguan-gangguan dari luar.     Daftar Pustaka    W. Sarwono, Sarlito. 2000. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang.

tugas 1.kesmen

TUGAS 1   A. Konsep Sehat   Jika menyebutkan tentang kata sehat pastinya sudah tidak asing bagi kita. Jika ditanya tentang apa itu sehat, sebagian orang akan menjawab bahwza sehat adalah keadaan dimana kita tidak sedang mengalami sakit atau sedang dalam keadaan stabil atau baik-baik saja. Sebenarnya dari jawaban sebagian orang tadi tidak ada yang salah, tetapi jika ditanya apa itu konsep sehat yang sesungguhnya mungkin tidak banyak orang yang mengetahuinya. Pada umumnya, manusia memiliki kesamaan dengan makhluk hidup lainnya, yaitu lahir, tumbuh, berkembang, mengalami dinamika stabil-labil, sehat-sakit, normal-abnormal, dan pada akhirnya akan2 mengalami kematian. Ada beberapa konsep sehat, ada yang mengungkapkan konsep sehat merujuk pada fungsi dan ada yang merujuk pada kesesuaian maksud pencipta. Contoh konsep yang merujuk pada fungsi, tangan yang sehat adalah tangan yang dapat melakukan fungsinya sebagai tangan tanpa alat Bantu. Sedangkan, contoh yang merujuk pada konsep ksesuaian pencipta adalah ketika tangan digunakan untuk melakukan hal-hal yang positif bukan untuk mencuri dan sebagainya. Kesehatan tidak hanya dirujukan untuk tubuh saja, tetapi juga ada kesehatan mental dan kesehatan masyarakat. Namun masalahnya adalah terdapat sebagian orang yang mengalami gangguan sehingga fisiknya tidak berfungsi sesuai dengan fungsinya. Jika dilihat dari medik, orang tersebut terlihat sehat dan baik-baik saja tetapi orang tersebut merasa ada yang tidak beres pada pikirannya sehingga ia tidak dapat berpikir dan tidak bisa tidur. Ada juga yang secara pikiran mereka memiliki pikiran yang jernih, gagasannya cemerlang dan dapat menjalani kehidupannya dengan cukup baik tetapi mereka kecacatan pada beberapa bagian fisik meka. Jadi maksud dari konsep sehat yang sesungguhnya adalah ketika mereka memiliki jiwa dan tubuh yang sehat secara seimbang.   B. Sejarah Kajian Ksehatan Mental   Secara umum secara historis kajian kesehatan mental terbagi dalam 2periode yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah (langgulung, 1986:23) 1. Periode Pra-ilmiah   Sebenarnya sudah sejak zaman primitif animisme konsep sikap terhadap gangguan kepribadian muncul. Orang-orang primitive tersebut percaya bahwa angina bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena adanya pengaruh dari roh-roh yang hidup atau tinggal dalam benda-benda tersebut. Dan orang yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Dan untuk menghindari semua itu diadakanlah pesta atau sesaji yang dilengkapi dengan mantera dan korban sebagai tumbalnya. Kemudian pada masa hipocrates (460-467) munculnya ide naturalistic yang kemudian dikembangkan oleh seorang tabib yang bernama Galen. Pada tahun 1745-1826, Philipe Pinel seorang dokter perancis menggunakan filsafat politik dan social untuk memecahkan problem penyakit mental.   2. Era Ilmiah   Pada zaman ini, cara berpikir dalam menanggapi dan menagani gangguan mental sudah jauh berkembang yaitu dari animisme dan tradisional menuju yang ilmiah dan lebih modern. Di Amerika serikat pada tahun 1783, mulai berkembang psikologi abnormal dan psikiatri. Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini memberikan penagruh pada kemunculan mental hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge brikut gerakan-gerakan yang terorganisir. Dorothea Lynde Diix dan Clifford Whittingham Beers dikenal sebagai 2 tokoh yang merintis prkembangan kesehatan mental.   3. Pendekatan Kesehatan Mental a. orientasi klasik seseorang dianggap sehat sehat apabila ia tidak memiliki keluhan tertentu seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tidak  berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat, serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari.    b. orientasi penyesuaian diri seseorang dianggap sehat apabila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.   c. orientasi pengembangan potensi seseorang dianggap dapat mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.         Daftar Pustaka    Sitisundari,HS. 2005. Kesehatan Mental dalam kehidupan.  Cetakan pertama. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.