Kamis, 26 Desember 2013

TEORI TEORI LEADERSHIP

Definisi Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.[1] Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.[2] Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.[2] Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.[3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. A. Teori X dan Y dari Mc Douglas 1. Teori X Teori X menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Individu yang berperilaku teori X mempunyai sifat : tak suka dan berusaha menghindari kerja, tak punya ambisi, tak suka tanggung jawab, tak suka memimpin, suka jadi pengikut, memikirkan diri tak memikirkan tujuan organisasi, tak suka perubahan, sering kurang cerdas. Contoh individu dengan teori X : pekerja bangunan. - Keuntungan Teori X : Karyawan bekerja untuk memaksimalkan kebutuhan pribadi. - Kelemahan Teori X : a. Karyawan malas, b. Berperasaan irrasional, c. Tidak mampu mengendalikan diri dan disiplin. 2. Teori Y Teori Y memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Individu yang berperilaku teori Y mempunyai sifat : suka bekerja, commit pada pekerjaan, suka mengambil tanggung jawab, suka memimpin, biasanya orang pintar. Contoh orang dengan teori Y : manajer yang berorientasi pada kinerja. - Keuntungan teori Y : a. Pekerja menunjukkan kemampuan pengaturan diri, b. Tanggung jawab, c. Inisiatif tinggi, d. Pekerja akan lebih memotivasi diri dari kebutuhan pekerjaan. - Kelemahan Teori Y : Apresiasi diri akan terhambat berkembang karena karyawan tidak selalu menuntut kepada perusahaan B. Teori Sistem 4 dari Kensis Linkert - Asumsi dasar Bila seseorang memperhatikan dan memelihara pekerjanya dengan baikmaka operasional organisasi akan membaik. Fungsi-fungsi manajemen berlangsung dalam empat system: 1. Sistem pertama : system yang penuh tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu diperintahkan dengan tangan besi dan tidak memerlukan umpan balik. 2. Sistem kedua : system yang lebih lunak dan otoriter dimana manajer lebih sensitive terhadap kebutuhan karyawan. 3. Sistem ketiga : system konsultatif dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan. 4. Sistem keempat : system partisipan dimana pekerja berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan. C. Model Leadership Continuum Teori ini merupakan hasil pemikiran dari Robert Tannenbaum dan Warren H.Schmidt. Tannenbaun dan Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994) berpendapat bahwa pimpinan mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis. Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negative, dimana sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Perilaku demokratis, perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan. Menurut teori kontinuun ada tujuh tingkatan hubungan pemimpin dengan bawahan: 1. Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (telling). 2. Pemimpin menjualkan dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling). 3. Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan. 4. Pemimpin memberiakn keputusan tentative dan keputusan masih dapat diubah. 5. Pemimpin memberikan problem dan meminta sarang pemecahannya kepada bawahan (consulting). 6. Pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok untuk membuat keputusan. 7. Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan (joining). Jadi, berdasarkan teori continuum, perilaku pemimpin pada dasarnya bertitik tolak dari dua pandangan dasar: 1. Berorientasi kepada pemimpin. 2. Berorientasi kepada bawahan. Sumber : http://Id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan http://nintiyas.blog.com/2009/10/23/teori-kepemimpinan-partisipatif/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar