MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda. Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan adalah perbuat baik untuk kepentingan manusia itu sendiri
1. Pengabdian
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja
Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak akan berkeluarga.
Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai. Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti.
2. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kit membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorbanan.
Sabtu, 17 Desember 2011
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Pengertian pandangan hidup adalah pertimbangan atas pilihan hidup apa yang akan menjadi masa depannya kelak. Ada juga yang berpendapat bahwa pandangan hidup adalah pedoman hidup, petunjuk hidup, juga pertimbangan hidup. Dan pendapat maupun pertimbangan hidup setiap individu adalah pemikiran yang membutuhkan waktu yang lama juga terus menerus.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu:
1. Pandangan hidup berasal dari agama
2. Pandangan hidup berasal dari ideology
3. Pandangan yang berasal dari hasil renungan.
Pandangan hidup pada dasamya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia malunur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Dalam setiap pandangan hidup pasti terdapat cita-cita. Cita-cita adalah tujuan yang dibuat oleh setiap individu dalam melakukan pencapaian tertentu. Karena pada dasarnya manusia hidup di dunia ini adalah untuk mencapai tujuan hidup yan bersifat duniawi juga akhirat.
Kebajikan atau kebaikan pada dasarnya adalah perbuatan baik menurut agama dan sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Pada dasarnya setiap makhluk hidup itu adalah makhluk yang baik karena sebagai makhluk sempurna, manusia dapat menentukan apa yang pantas dilakukan dan tidak pantas dilakukan. Suara hati memiliki peran penting dalam menentukan p0erbuatan yang akan dilakukan manusia. Oleh karena itu apa yang pada akhirnya dilakukan manusia adalah suara hati terdalam seseorang tersebut.
Usaha dan perjuangan dapat disebut dalam mencapai cita-cita dan impian. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan fisik atau tenaga atau kedua-duanya. Dan biasanya kerja keras seseorang dibatasi oleh kemampuan setiap orang.
Keyakinan atau kepercayaan adalah pandangan hidup sesuai dengan kekuasaan tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution ada 3 aliran filsafat yaitu:
1. Aliran naturalism
2. Aliran intelektualisme
3. Aliran gabungan
Dan dalam berpandangan hidup kita harus memiliki langkah-langkah yang tepat seperti:
• Mengenal
• Mengerti
• Menghayati
• Meyakini
• Mengabdi
• Mengamankan
Pengertian pandangan hidup adalah pertimbangan atas pilihan hidup apa yang akan menjadi masa depannya kelak. Ada juga yang berpendapat bahwa pandangan hidup adalah pedoman hidup, petunjuk hidup, juga pertimbangan hidup. Dan pendapat maupun pertimbangan hidup setiap individu adalah pemikiran yang membutuhkan waktu yang lama juga terus menerus.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu:
1. Pandangan hidup berasal dari agama
2. Pandangan hidup berasal dari ideology
3. Pandangan yang berasal dari hasil renungan.
Pandangan hidup pada dasamya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia malunur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Dalam setiap pandangan hidup pasti terdapat cita-cita. Cita-cita adalah tujuan yang dibuat oleh setiap individu dalam melakukan pencapaian tertentu. Karena pada dasarnya manusia hidup di dunia ini adalah untuk mencapai tujuan hidup yan bersifat duniawi juga akhirat.
Kebajikan atau kebaikan pada dasarnya adalah perbuatan baik menurut agama dan sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Pada dasarnya setiap makhluk hidup itu adalah makhluk yang baik karena sebagai makhluk sempurna, manusia dapat menentukan apa yang pantas dilakukan dan tidak pantas dilakukan. Suara hati memiliki peran penting dalam menentukan p0erbuatan yang akan dilakukan manusia. Oleh karena itu apa yang pada akhirnya dilakukan manusia adalah suara hati terdalam seseorang tersebut.
Usaha dan perjuangan dapat disebut dalam mencapai cita-cita dan impian. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan fisik atau tenaga atau kedua-duanya. Dan biasanya kerja keras seseorang dibatasi oleh kemampuan setiap orang.
Keyakinan atau kepercayaan adalah pandangan hidup sesuai dengan kekuasaan tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution ada 3 aliran filsafat yaitu:
1. Aliran naturalism
2. Aliran intelektualisme
3. Aliran gabungan
Dan dalam berpandangan hidup kita harus memiliki langkah-langkah yang tepat seperti:
• Mengenal
• Mengerti
• Menghayati
• Meyakini
• Mengabdi
• Mengamankan
MANUSIA DAN KEADILAN
MANUSIA DAN KEADILAN
Keadilan dapat diartikan adalah rasa layak dalam tindakan manusia agar merasa memiliki persamaan dalam segala hal. Menurut pendapat umum dikatakan bahwa sebenarnya keadilan itu adalah pengakuan dan p;erlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban seseorang dihadapan orang lain terutama Tuhan.
Keadilan memiliki beberapa macam, yaitu:
• KEADILAN LEGAL ATAU KEADILAN MORAL
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk member tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik.
Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidak keserasian.
• KEADILAN DISTRIBUTIF
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
• KEADILAN KOMUTATIF
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
• KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Sikap jujur itu perlu di pelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.Pada hakekatnya jujur atau kejujuran di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
• Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika Ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitamya adalah suatu kebanggaan batin yang tak temilai harganya.
Ada peribahasa berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”.
• Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Keadilan dapat diartikan adalah rasa layak dalam tindakan manusia agar merasa memiliki persamaan dalam segala hal. Menurut pendapat umum dikatakan bahwa sebenarnya keadilan itu adalah pengakuan dan p;erlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban seseorang dihadapan orang lain terutama Tuhan.
Keadilan memiliki beberapa macam, yaitu:
• KEADILAN LEGAL ATAU KEADILAN MORAL
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk member tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik.
Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidak keserasian.
• KEADILAN DISTRIBUTIF
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
• KEADILAN KOMUTATIF
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
• KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Sikap jujur itu perlu di pelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.Pada hakekatnya jujur atau kejujuran di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
• Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika Ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitamya adalah suatu kebanggaan batin yang tak temilai harganya.
Ada peribahasa berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”.
• Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
MANUSIA DAN PENDERITAAN
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Mungkin semua orang sudah tidak asing lagi dengan kata derita. Tapi apakah mereka tahu apa makna sesungguhnya dari kata derita? Saya akan membahasnya secara umum. Derita berasal dari bahasa sansekerta yaitu dhra yang artinya adalah menahan atau menanggung. Dan derita itu sendiri berarti menanggung atau merasakan sesuatu yang bias dianngap tidak menyenangkan dan sebagainya. Banyak orang yang menyebutkan bahwa intensitas penderitaan ada yang berat dan ada yang ringan. Namun sesungguhnya intensitas penderitaan seseorang itu dapat ditentukan oleh seseorang tersebut sebagai subjek dalam mengalami suatu masalah.
Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya. Akan tetapi penderitaan, konon telah dikenal sejak kelahiran manusia pertama. Dan dapat kita sadari penyebab utama dari sebuah penderitaan adalah manusia itu sendiri. Dan manusia sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah disadari sejak dahulu, penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan daru ulah manusia lainnya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.
Selama kita mengalami penderitaan pasti kita merasakan yang namanya siksaan juga, baik siksaan fisik maupun batin. Siksaan itu sendiri dapat diartikan dengan rasa yang menghantui kita selama kita mengalami penderitaan. Siksaan yang sifatnya batin maupun psikis dapat berupa : kebimbangan,kesepian,ketakutan,dsb. Dan ketakutan akan suatu hal secara berlebihan dan tidak pada tempatnya dapat disebut dengan phobia.
Kekalutan mental biasa dikenal dengan penderitaan batin dalam ilmu psikologi. Sebenarnya kekalutan mental adalah gangguan jiwa akibat dari seseorang yang tidak mampu menangani masalah yang sedang dihadapinya saat itu. Dalam kekalutan mental memiliki beberapa gejala awal, seperti:
• Pada fisik terasa pusing,sesak napas,nyeri lambung,dsb yang berhubungan dengan fisik seseorang.
• Pada kejiwaanya timbul rasa takut,cemas,cemburu,mudah marah,dsb.
Dalam gangguan jiwa juga terdapat tahap-tahap seperti berikut:
• Nampaknya gangguan kejiwaan dalam jasmani dan rohani si penderita.
• Berusaha atau upaya dalam mempertahankan diri dengan cara yang tidak seharusnya atau negative.
• Kekalutan merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental:
• Memiliki kepribadian yang lemah
• Terjadi atau mengalami konflik budaya
• Cara pematangan batin yang salah.
Biasanya akibat penderitaan yang dialami seseorang selalu berujung pada agama. Maksudnya, dimana manusia sudah mulai merasa terganggu dengan penderitaan yang dia alami, manusia selalu mempertanyakan andil Tuhan atas penderitaan yang mereka alami.Manusia dapat mengajukan pertanyaan kepada Tuhan dengan semua emosi hatinya dan dengan pikirannya yang penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Tuhan menunggu pertanyaan dan mendengarkannya,
Tapi untuk melihat jawaban yang benar terhadap pertanyaan “mengapa ada penderitaan,” kita harus melihat pada perwahyuan mengenai kasih ilahi, yang merupakan sumber terdalam dari makna setiap hal yang ada. Kasih juga merupakan sumber yang terkaya dari arti penderitaan, yang selalu tetap merupakan suatu misteri: kita sadar akan tidak cukupnya dan tidak memadainya penjelasan-penjelasan kita. Kristus menyebabkan kita masuk dalam misteri ini dan untuk menemukan “mengapa ada penderitaan,” sejauh kita dapat menangkap keluhuran kasih ilahi.Penderitaan memang menyakitkan dan menimbulkan luka. Tetapi manusia tidak pernah sendiri menghadapinya. Selalu saja ada teman dan sahabat yang ikut berbela rasa dengan kita memikul duka cita itu. Bahkan Tuhan juga menjadi sahabat kita.
Mungkin semua orang sudah tidak asing lagi dengan kata derita. Tapi apakah mereka tahu apa makna sesungguhnya dari kata derita? Saya akan membahasnya secara umum. Derita berasal dari bahasa sansekerta yaitu dhra yang artinya adalah menahan atau menanggung. Dan derita itu sendiri berarti menanggung atau merasakan sesuatu yang bias dianngap tidak menyenangkan dan sebagainya. Banyak orang yang menyebutkan bahwa intensitas penderitaan ada yang berat dan ada yang ringan. Namun sesungguhnya intensitas penderitaan seseorang itu dapat ditentukan oleh seseorang tersebut sebagai subjek dalam mengalami suatu masalah.
Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya. Akan tetapi penderitaan, konon telah dikenal sejak kelahiran manusia pertama. Dan dapat kita sadari penyebab utama dari sebuah penderitaan adalah manusia itu sendiri. Dan manusia sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah disadari sejak dahulu, penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan daru ulah manusia lainnya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.
Selama kita mengalami penderitaan pasti kita merasakan yang namanya siksaan juga, baik siksaan fisik maupun batin. Siksaan itu sendiri dapat diartikan dengan rasa yang menghantui kita selama kita mengalami penderitaan. Siksaan yang sifatnya batin maupun psikis dapat berupa : kebimbangan,kesepian,ketakutan,dsb. Dan ketakutan akan suatu hal secara berlebihan dan tidak pada tempatnya dapat disebut dengan phobia.
Kekalutan mental biasa dikenal dengan penderitaan batin dalam ilmu psikologi. Sebenarnya kekalutan mental adalah gangguan jiwa akibat dari seseorang yang tidak mampu menangani masalah yang sedang dihadapinya saat itu. Dalam kekalutan mental memiliki beberapa gejala awal, seperti:
• Pada fisik terasa pusing,sesak napas,nyeri lambung,dsb yang berhubungan dengan fisik seseorang.
• Pada kejiwaanya timbul rasa takut,cemas,cemburu,mudah marah,dsb.
Dalam gangguan jiwa juga terdapat tahap-tahap seperti berikut:
• Nampaknya gangguan kejiwaan dalam jasmani dan rohani si penderita.
• Berusaha atau upaya dalam mempertahankan diri dengan cara yang tidak seharusnya atau negative.
• Kekalutan merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental:
• Memiliki kepribadian yang lemah
• Terjadi atau mengalami konflik budaya
• Cara pematangan batin yang salah.
Biasanya akibat penderitaan yang dialami seseorang selalu berujung pada agama. Maksudnya, dimana manusia sudah mulai merasa terganggu dengan penderitaan yang dia alami, manusia selalu mempertanyakan andil Tuhan atas penderitaan yang mereka alami.Manusia dapat mengajukan pertanyaan kepada Tuhan dengan semua emosi hatinya dan dengan pikirannya yang penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Tuhan menunggu pertanyaan dan mendengarkannya,
Tapi untuk melihat jawaban yang benar terhadap pertanyaan “mengapa ada penderitaan,” kita harus melihat pada perwahyuan mengenai kasih ilahi, yang merupakan sumber terdalam dari makna setiap hal yang ada. Kasih juga merupakan sumber yang terkaya dari arti penderitaan, yang selalu tetap merupakan suatu misteri: kita sadar akan tidak cukupnya dan tidak memadainya penjelasan-penjelasan kita. Kristus menyebabkan kita masuk dalam misteri ini dan untuk menemukan “mengapa ada penderitaan,” sejauh kita dapat menangkap keluhuran kasih ilahi.Penderitaan memang menyakitkan dan menimbulkan luka. Tetapi manusia tidak pernah sendiri menghadapinya. Selalu saja ada teman dan sahabat yang ikut berbela rasa dengan kita memikul duka cita itu. Bahkan Tuhan juga menjadi sahabat kita.
Langganan:
Postingan (Atom)