MANUSIA dan KEGELISAHAN
Jika membahas tentang kegelisahan, pasti kita berpendapat bahwa kegelisahan adalah perasaan tidak tenang akibat dari suatu kejadian yang kita alami. Ada juga yang berpendapat bahwa Kegelisahan adalah perasaan tidak tenteram pada hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Dan ada pula yang menggambarkan bahwa kegelisahan adalah ekspresi dari kecemasan. Mungkin ketika kita sedang mengalami kegelisahan, kecemasan tanpa sadar muncul sebagai respon dari menanti apa yang akan terjadi.
Kegelisahan dalam diri manusia dapat timbul sewaktu – waktu tanpa atau dengan diharpkan kehadirannya. Banyak faktor yang yang mempengaruhi dan menimbulkan kegelisahan dalam diri manusia. Adanya rasa gelisah yang dirasakan dan dialami oleh manusia pada dasarnya disebabkan oleh manusianya itu sendiri karena semua manusia memiliki hati, perasaan dan pikiran.
Kegelisahan pada diri kita biasanya erat kaitannya dengan sebuah kata “Tanggung Jawab”. Jika usaha yang telah kita lakukan untuk mempertanggung jawabkan mengalami kesulitan dan kendala, kegagalan atau tidak berhasil maka secara langsung otak kita akan terkoneksi dengan “Kegagalan dan permasalahan”. Dengan kata lain terkoneksi dengan hati, perasaan dan pikiran.
Bentuk – bentuk kegelisahan dalam diri manusia dapat mnjelma dalam suatu bentuk, seperti ;
1. Keterasingan
Terasing sudah ada sejak puluhan bahkan ribuan tahun lalu. Dimana terasing dapat didefinisikan sebagai bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan kata lain merasa tersisihkan oleh diri sendiri dan orang lain dalam pergaulan atau mayarakat. Keterasingan disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan. (2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun biasa bersumber pad afaktor yang pertama.
2. Kesepian
Perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika kita sudah merasa diasingkan maka kita akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkungan sehingga merasa sepi atau kesepian. Jika ini terus dibiarkan maka kita akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam diri sehingga kita pun sulit untuk mengenali diri kita sendiri.
kecemasan yang tidak berlebihan merupakan naluri alamiah untuk menjaga diri, tetapi jika berlebihan akan menjadi musuh bagi kita sendiri.
Seorang ahli anatomi terkemuka dari Inggris suatu ketika ditanya oleh muridnya tentang obat terbaik untuk mengatasi ketakutan, dan jawabnya adalah, “Cobalah untuk mengerjakan sesuatu untuk orang lain.” Murid tersebut merasa heran atas jawaban yang diberikan, kemudian sang guru meneruskan, “Anda tidak dapat memiliki dua pikiran yang berlawanan pada waktu yang sama, salah satu pikiran akan mengusir pikiran yang lain. Jika suatu saat pikiran sedang terpusat untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan apa pun, maka rasa ketakutan tidak akan muncul di dalam pikiran pada waktu yang sama.”
Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk melatih pikiran menghindari prilaku jahat:
• Jangan bertentangan dengan hukum alam.
Hiduplah sesuai dengan hukum alam, mengikuti jalan kehidupan yang benar dan melakukan jasa-jasa dan kebaikan.
• Kenalilah lingkunganmu
Mengenal lingkungan tidak hanya dilihat dari seberapa besar kita peduli terhadap lingkungan tersebut. Tetapi, mengetahui seluk beluk, baik buruk lingkungan sekitar kita.
• Ketidakbahagiaan manusia
• Waktu akan menyelesaikan masalah.
Apa pun kesulitan kita, bagaimanapun beratnya, semuanya dapat diselesaikan oleh berlangsungnya waktu.
• Kebahagiaan dan materialisme.
Kebahagiaan tidak dapat dipenuhi hanya dengan materi, kekayaan tidak dapat dibawa serta ketika kita mati.
• Kendalikan pikiran.
Pikiran manusia sangat mempengaruhi badan jasmaninya.
• Kesabaran dan toleransi.
Bersabarlah terhadap segala sesuatunya. Kemarahan akan menuntun seseorang menuju rimba yang tidak memiliki jalan setapak untuk dilalui. Kata-kata kasar bagaikan anak panah yang ditarik dari busurnya, tidak akan dapat ditarik kembali. Tanamkan sikap toleransi karena toleransi membantu menghindari keputusan yang dibuat dengan terburu-buru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar